Ketika “Orang Pintar” Berhadapan Orang Cerdik
“MEREKA para pesihir berkata,“ Wahai Musa! Engkaukah yang akan melemparkan lebih dahulu, atau kami yang melemparkan?”
” Dia (Musa) menjawab, “ Lemparkanlah (lebih dahulu)!” Maka setelah mereka melemparkan, mereka menyihir mata orang banyak dan menjadikan orang banyak itu takut, karena mereka memperlihatkan sihir yang hebat (menakjubkan).” QS-Al A’raf: 115-116
Ini kutipan dialog Nabi Musa AS dengan para tukang sihir Fir’aun.
Dalam psikologi komunikasi dapat dipahami bahwa para tukang sihir itu telah menunjukan tingkat kepercayaan diri yang sangat rendah menghadapi Nabi Musa AS ditengah tekanan resiko besar secara langsung, yakni eksekusi penggal oleh Firaun.
Melihat kondisi tersebut, Nabi Musa mempersilahkan para tukang sihir itu untuk melemparkan lebih dulu (tali tali alat sihir).
Pengakuan para tukang sihir atas kebenaran mukjizat Nabi Musa AS ( karena setelah mereka kalah akhirnya beriman kepada Nabi Musa), sebenarnya tamparan besar di forum publik atas rendahnya mentalitas dan moralitas Fir’aun yang menggunakan jasa dukun atau tukang sihir di tengah kebuntuan akalnya. Dan hasilnya justeru menghinakan dirinya dihadapan manusia dan Allah SWT, Rabb Semesta Alam.
Saat ini, praktek perdukunan masih di lakoni di tengah era yang begitu transparan perkembangan ilmu dan pengetahuan yang bersumber dari pemberdayaan akal dan pikiran hingga tercipta teknologi baru pada semua lini kehidupan hingga saat ini.
Seharusnya “manusia moderen” tidak mengulangi cara manusia masa jahiliyah itu. Tapi faktanya masih ada dan terjadi.
Judul di atas bukan mengekspresikan sikap pribadi yang merendahkan orang lain. Tapi judul ini saya buat terbalik dari sebuah meme.
Ada meme begini: Kenapa ada orang mendatangi “orang pinter” saat mereka buntu dalam persoalan hidup? Karena yang datang adalah orang-orang bodoh.
Pengalaman empiris saya menjadi triger tulisan ini.
Kalimat, orang -orang bodoh mendatangi “orang pinter”. Adalah celaan bahkan hinaan kepada para pejabat, politisi, pengusaha dan orang berpendidikan yang masih saja mendatangi dukun.
Dukun adalah kaki tangan iblis mahkuk dari kalangan jin yang menyeret manusia ke meraka. Dukun juga dapat disebut syaitan jika dimaknai dari aspek sifat.
Saya ingin berkisah. Salah satu “pengalaman spiritual” dari sembilan pengalaman spiritual selama hidup saya.
Dulu ada klien saya kehilangan banyak barang. Barang ekspor tersebut seharusnya terkirim ke Amerika. Tetapi entah kemana tidak pernah sampai ke tempat tujuan. Dugaan dihilangkan di jalan.
Hasil penyelidikan terasa buntu. Ada yang menawarkan pada si big boss. Bahwa ada informan yang bisa memberikan informasi A1 posisi barang berikut pemainnya.
Syaratnya harus menemui seseorang sesepuh di suatu tempat konon di sana data-data ajaib yang sulit diungkap polisi bisa diungkap . Saya pribadi mendapat info beberapa utusan perusahan telah menemuinya. Hasilnya ada informasi berupa petunjuk. Hanya saja Informasi yang sampai ke saya bermacam macam dan berubah ubah.
Big Boss bilang, coba minta pendapat Pak Salahudin Gaffar! Sekalian minta agar bisa turun langsung ke lapangan jangan hanya supervisi, agar perkara ini ada titik terang. Demikian pesan si Big Boss.
Di kawal anggota pasukan elit TNI dan Polisi. Saya siap-siap di pertemukan dengan “orang pintar.” Sebelum berangkat saya bertanya. Apakah ada syarat khusus sebelum bertemu sesepuh? Saya mendapat info cukup rokok 234 saja beberapa slop.
Apakah butuh binatang seperti ayam dengan warna tertentu? Optional katanya.
Dari dua sinyal syarat ini saya sudah bisa menyimpulkan bahwa saya akan dipertemukan dengan dukun.
Pendek cerita sampai dirumahnya disuatu daerah yang saya tahu beberapa tahun kemudian bahwa daerah ini memang dikenal praktek perdukunan. Satu jam menunggu di ruang tamu. Waktu pun tiba. “Orang pintar” ini keluar dari ruangan khusus langsung mendatangi saya. Dia memulai pembicaraan seolah menjadi strategi membatasi kami agar tidak banyak bicara. Dia langsung mulai membacakan CV saya (padahal belum pernah bertemu). Mulai silsilah keturunan saya dari keturunan kerajaan Makasar hingga menyebut darah Mataram. Ha? Sotow!
Lalu dia meminta maaf. Karena telah lama menunggu. Alasan dia harus berlama-lama bersama “gurunya” biar dapat petunjuk.
Dia melanjutkan bahwa pesan gurunya agar dirinya segera menemui tamu (kami berenam). Untuk salah satu tamu (menunjuk ke saya pribadi). Kamu harus memperlakukannya sebagai guru, silsilahmu “kalah tua.” Bukan dia yang datang ke kamu, tapi kamu yang harus datang ke dia. Begitu penjelasan yang saya dapat. Haiyyaa.
Suasana yang berbalik ini memperkuat asumsi dan kesimpulan di awal bahwa saya faktanya saya sedang berhadapan dengan dukun. Bukan informan. Dan pengalaman yang ada sebelumnya mereka bersekutu dengan syetan (dukun) kapok ketemu saya. Pengalaman yang sama ketika saya sering menangani perkara di Banten.
Belakangan juga saya menjadi tahu. Bahwa para pejabat (konon dari orang mengaku utusan istana) juga datang ketempat ini. Para jawara, pejabat lokal, politisi. Termasuk lurah-lurah yang dimereki lurah jago itu.
Era yang terus berkembang dan maju, orang masih percaya pada undian tanpa mau peras keringat bekerja. Investasi yang tak masuk akal keuntungannya. Pada saat sekarang kita sudah masuk pada fase artificial inteligent masih ada orang mendatangi “orang pinter” (waliyyzubillah). Rasanya perlu di periksa akalnya.
Katakanlah: “Terangkanlah kepada-Ku tentang sekutu-sekutumu yang kamu seru selain Allah. Perlihatkanlah kepada-Ku (bahagian) manakah dari bumi ini yang telah mereka ciptakan ataukah mereka mempunyai saham dalam (penciptaan) langit atau adakah Kami memberi kepada mereka sebuah Kitab sehingga mereka mendapat keterangan-keterangan yang jelas daripadanya? Sebenarnya orang-orang yang zalim itu sebahagian dari mereka tidak menjanjikan kepada sebahagian yang lain, melainkan tipuan belaka.” QS-35:40
Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu”. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih “.QS-Ibrahim: 22.
Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka. Ucapan penghormatan mereka dalam surga itu ialah “salaam”. QS Ibrahimm : 23
Apakah ada praktek perdukunan dan sihir di era modern? Ya, bahkan metodenya berkembang.
Anda masih percaya? Ya silahkan percaya atas keberadaannya tapi haram mempercayai kemanfaatanya. Jika anda percaya dukun bisa membuat mudhorat atas diri anda maka harta termahal anda untuk modal kebaikan dunia dan akhirat akan hilang. Tauhid yang suci dan bersih. La Ilaha IllAllahu. Dia Yang Maha Ahad tidak ada sekutu baginya.
Terakhir, karir, pangkat dan jabatan hanya sekedarnya. Aqidah dan tauhid segalanya. Ingat, mahal.! Tidak bisa kita tebus dengan seluruh isi langit dan bumi. Hayo seng waras ah.
Salam Hangat NKRI
Salam Fastabiqul Khairaat
Dr. Salahuddin Ghafar
Cendekiann Muda Muslim