Penembakan di El Paso dan Dayton, AS: Setidaknya 29 orang tewas, pelaku ‘akan dihukum mati’
DONGGONEWS.com | Jakarta – Setidaknya 29 orang tewas dalam dua insiden penembakan massal di kota perbatasan dengan Meksiko, El Paso, Texas, dan di Dayton, Ohio, Amerika Serikat.
Jumlah luka-luka di dua penembakan massal ini lebih dari 52 orang.
Dalam penembakan di El Paso, 20 orang meninggal dunia dan aparat penegak hukum setempat mengatakan pelakukanya akan dihukum mati.
Jaksa Distrik Barat Texas, John Bash, juga menyatakan bahwa “kami menangani kasus ini sebagai kasus terorisme dalam negeri”.
Serangan tersebut tampak “dirancang untuk mengintimidasi, setidaknya, masyarakat sipil,” tambahnya.
Sementara itu, gubernur Texas Greg Abbott menyebutnya sebagai “salah satu hari paling mematikan dalam sejarah Texas”.
Pembantaian itu terjadi di toko swalayan Walmart dekat Cielo Vista Mall, beberapa mil dari perbatasan AS-Meksiko.
Polisi telah menahan seorang pria berusia 21 tahun. Mereka mengatakan, tersangka adalah penduduk kota Allen di wilayah Dallas, sekitar 650 mil (1046km) timur dari El Paso.
Media AS melaporkan nama pria itu adalah Patrick Crusius. Kepada polisi, ia mengaku beraksi sendiri.
Gambar CCTV yang disebut menunjukkan pelaku penembakan dan disiarkan di media AS menunjukkan seorang pria mengenakan kaus warna hitam, mengenakan penutup telinga, dan mengacungkan senapan serbu.
Identitas para korban belum diungkap. Namun, Presiden Meksiko Manuel Lopez Obrador mengatakan tiga warga Meksiko telah tewas dan enam lainnya terluka dalam serangan tersebut, lansir kantor berita Reuters.
Serangan ini terjadi kurang dari sepekan sejak seorang remaja menembak tiga orang di festival kuliner di California.
Penembakan di Texas telah dijuluki sebagai insiden penembakan paling mematikan kedelapan dalam sejarah AS modern.
“Kami sebagai negara bagian bersatu mendukung para korban ini dan anggota keluarga mereka,” kata Abbott.
“Kita harus melakukan satu hal hari ini, satu hal besok, dan setiap hari setelah ini — kita harus bersatu.”
Polisi dan FBI menyelidiki apakah “manifesto” nasionalis kulit putih yang dibagikan secara anonim di sebuah forum internet adalah karya si pelaku penembakan. Dokumen tersebut mengatakan serangan itu menyasar komunitas Hispanik lokal.
Sementara itu, pada penembakan yang terjadi di Dayton, Ohio, Minggu (4/8) dini hari, beberapa belas jam setelah penembakan di El Paso, sembilan orang dinyatakan tewas, termasuk adik perempuan dari pelaku.
Connor Betts, 24 tahun, yang diidentifikasi sebagai pelaku penembakan, melangsungkan aksinya menggunakan senapan serbu sambil mengenakan pelindung tubuh di luar klub malam setempat, Ned Peppers.
Hingga kini, motifnya belum diketahui. Namun, polisi tidak menemukan adanya indikasi “motif bias” terhadap kelompok tertentu dalam penembakan tersebut.
Pelaku tewas ditembak polisi saat mencoba menerobos masuk ke dalam klub malam itu.
Apa yang terjadi
Kepala Polisi El Paso Greg Allen mengatakan laporan tentang penembakan diterima pada pukul 10:39 waktu setempat (23:39 WIB), dan petugas penegak hukum tiba di tempat kejadian enam menit kemudian.
Saat itu, Walmart penuh dengan pembeli yang membeli perlengkapan sekolah pada saat serangan.
Si pria berusia 21 tahun adalah satu-satunya tersangka yang ditahan atas serangan itu, dan polisi mengatakan tidak ada petugas yang melepaskan tembakan ketika menangkapnya.
Allen mengatakan para korban terdiri dari warga berbagai usia. Ia menggambarkan situasinya sebagai “mengerikan”.
Departemen Kepolisian El Paso sebelumnya mengirim twit yang mengatakan bahwa sumbangan darah “sangat dibutuhkan”.
Kianna Long mengatakan ia sedang di dalam Walmart bersama suaminya ketika mendengar suara tembakan.
“Orang-orang panik dan berlari. Mereka mengatakan ada penembak,” kata Long kepada kantor berita Reuters. “Mereka berlari sambil menundukkan kepala, orang-orang berjatuhan di lantai.”
Long mengatakan dia dan suaminya berlari melalui ruang stok kemudian berlindung bersama pelanggan lain.
Saksi mata lain, Glendon Oakly, mengatakan kepada CNN bahwa ia sedang berada di sebuah toko alat olahraga di dalam pusat perbelanjaan terdekat ketika seorang anak berlari ke dalam “memberi tahu kami ada penembak di Walmart”.
Oakly mengatakan tidak ada yang menanggapi klaim anak itu dengan serius, tapi hanya beberapa menit kemudian ia mendengar dua tembakan.
“Yang saya pikirkan hanyalah menyelamatkan anak-anak,” katanya.
Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Houston, Texas menyatakan lewat sebuah twit bahwa terdapat 11 warga negara Indonesia di El Paso.
Semua WNI itu dalam keadaan selamat.
Sebelumnya, KJRI Houston mengimbau seluruh WNI yang berada di sekitar El Paso untuk meningkatkan kewaspadaan dan menghindari lokasi penembakan aktif.
Reaksi luas
Penembakan massal terbaru di Amerika Serikat ini telah mengundang curahan simpati, tapi juga memantik seruan baru untuk regulasi senjata api.
Presiden Donald Trump – seorang pembela hak senjata – tetap netral; ia berkata di Twitter bahwa laporan yang berasal dari El Paso “sangat buruk, banyak yang terbunuh”.
Walmart mengirim twit yang mengatakan bahwa mereka “terkejut atas peristiwa tragis ini” dan sedang “bekerja sama dengan penegak hukum”.
Calon presiden dari Partai Demokrat Beto O’Rourke meninggalkan acara kampanye di Las Vegas untuk kembali ke kota asalnya.
Sebelumnya, ia berbicara di sebuah forum buruh, mengatakan kepada hadirin bahwa penembakan ini menghancurkan ilusi bahwa reformasi undang-undang senjata di AS akan “terjadi dengan sendirinya”.
“Kami tahu ada banyak yang terluka, banyak yang menderita di El Paso sekarang,” ujarnya.
Kandidat presiden Demokrat lainnya juga menanggapi penembakan ini dengan seruan untuk regulasi senjata.
Salah satu dari mereka adalah Senator New Jersey Cory Booker; ia mengatakan bahwa AS tampaknya “menerima gagasan bahwa [penembakan] ini akan menjadi kejadian biasa”.
Namun Jaksa Agung Texas Ken Paxton mengatakan, pengaturan senjata mungkin tidak akan menghentikan serangan ini.
Ia menambahkan bahwa jika seorang pria “gila” bersenjata melancarkan serangan seperti ini, tidak mungkin petugas penegak hukum bisa berada di sana untuk menghentikannya.
“Cara terbaik adalah bersiap untuk membela diri,” katanya kepada CBS News.
Sumber : www.bbc.com