27 Juli 2024

DONGGONEWS.com

Kritis & Berkemajuan

Karhutlah, KPH Dinilai Ompong

2 min read

Foto: Api yang melahap hutan di kawasan Doro Mboha, Desa Mbawa hingga kawasan Saketo, Desa Palama, Sabtu (19/10) malam.

DONGGONEWS.com | Bima – Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutlah) di lokasi hutan Donggo Mboha, Desa Mbawa, Kecamatan Donggo membara. Ratusan hektar hutan tutupan negara hangus dilahap si jago merah, Sabtu (19/10).

Kebakaran hebat itu tidak hanya merusak hutan tutupan negara. Namun kabut asap api membuat masyarakat Desa Palama kecamatan setempat yang berdekatan dengan lokasi kebakaran kalang kabut. 

Warga juga ketakutan api yang sudah membesar disertai angin kecang merambat sampai ke pemukiman mereka.

Ketua Pemuda Desa Palama, Jakaryah mengatakan, aktivitas pembabatan liar hutan tutupan negara di lokasi Donggo Mboha masih terjadi. Kebakaran yang terjadi, Sabtu sore itu diduga kuat akibat aktivitas tersebut. 

“Saya yakin kebakaran hutan di Donggo Mboha disengaja. Karena kita masih melihat ada aktivitas pembabatan hutan secara liar,” ujaranya, kemarin. 

Dia menilai, peran pemerintah dalam menjaga kelestarian hutan sangat lemah. Begitu juga peran Kesatuan Pengelolah Hutan (KPH) Donggo yang masih ompong. 

“KPH belum tunjukan kinerja terbaik. Saya yakin mereka tahu kasus perambatan hutan ini. Tapi mereka tidak punya gigi,” tuturnya. 

Pria yang akrab disapa Jek ini meminta, pemerintah dan pihak keamanan bertindak. Ia ingin hutan tutupan negara tetap terjaga demi kelestarian lingkungan. Kerusakan hutan di Donggo juga sudah mulai terasa dampakanya. Kekeringan sudah dirasa, belum lagi ancaman bencana lain.

“Saya mewakil pemudah Palama akan bergerak. Kita akan datangi Camat Donggo agar bersikap tegas atas kerusakan hutan,” pintahnya. 

Sementara itu, Unit KPH Donggo, Burhan membenarkan, ada kejadian kebakaran hutan lindung di lokasi Donggo Mboha. Kebakaran juga merambat hingga ke So (Kawasan. Red) Saketo. 

“Iya benar ada kebakaran. Saya sedang di lokasi untuk memadamkan api,” ujarnya saat dihubungi via HP, Minggu (20/10).

Ditanya soal pemicu kebakaran, Burhan belum berani menyebut secara pasti. Ia menduga kebakaran terjadi akibat pemberisan lahan oleh masyarakat di sekitar hutan. Selain itu, diduga dilakulan oleh oknum masyarakat yang mencari lebah madu di dalam hutan. 

“Saya tidak bisa menyebut secara pasti. Tapi ada dua kemukin tenjadinya kebakaran ini. Bisa karena kegiatan pembersihan lahan atau warga yang cari madu,” katanya. 

Burhan juga tidak menepis soal masih ada pembatan hutan secara liar. 

“Iya masih ada. Nanti kita akan gelar operasi khusus,” pungkasnya. (Sirajudin) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *