27 Juli 2024

DONGGONEWS.com

Kritis & Berkemajuan

Ditemukan Situs, Dompu Salah Satu Kerajaan Islam Tertua Nusantara

3 min read

Foto Sekda Dompu saat sambutan dan membuka kegiatan

DONGGONEWS.com | Dompu – Kementerian Dikbud dan Balai Archeologi  Propinsi Bali kembali mendatangi situs sejarah masa lampau kabupaten Dompu. Sebebelumnya mereka pernah datang ketika masa pemerintahan Ompu Beko melakukan penelitian sekaligus penggalian situs Dorobata dan dilanjutkan saat pemerintahan HBY untuk  mensosialisasikan hasil temuan  terkait bukti sejarah masa lampau  di Dompu.

Menurut Pengelola Balai Archeology, Drs. Igusti Made Suarbhawa, Tujuan kegiatan itu memberikan pemahaman pada masyarakat khusus generasi muda bahwa Rumah Peradaban itu bukan berwujud fisik tapi  suatu ruang yang memberikan berbagai informasi  berkenaan dengan peradaban baik informasi archeologi maupun kebudayaan sebagai wujud peran serta Balai Archeologi terhadap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam kontribusi bagi dunia pendidikan melalui pemasyarakatan hasil penelitian terkait archeologi, sebagai nawacita untuk membentuk karakter bangsa.

Sementara itu menurut salah seorang Peliti, I Nyoman Rema berdasarkan hasil penelitian arkeologi yang sudah dilakukan di situs Dorobata, Doro Mpana, Doro Bente, dan masih ada lagi situs-situs lainnya di Dompu diketahui wilayah tersebut pernah menjadi salah satu tujuan migrasi manusia dan meningggalkan berbagai benda budaya sebagai bukti peradaban manusia pada masa prasejarah sekitar 4000 tahu lalu. Pada masa klasik (Hindu-Budha), Masa Islam sampai Kolonial terus berkembang. Semua tinggalan budaya itu memberi makna bahwa  Dompu sejak masa lalu memilki potensi sumber daya alam yang mampu memenuhi kebutuhan hidup masyarakat baik material maupun spiritual.

Dikatakan. kekayaan alam tersebut akhirnya membawa wilayah Dompu mengalami kemajuan yang pesat dalam segala lini sehingga menjadi salah satu daerah tujuan perdagangan dan sekaligus menjadi incaran penguasa dari luar pulau Sumbawa. Semua itu merefleksi bahwa masyarakat Dompu bersifat terbuka dengan masuknya budaya asing yang datang dari luar. Meskipun demikian masyarakatnya memiliki kearifan dan selektif menerima pengaruh tersebut sehingga unsur-unsur asing dimanfaatkan untuk memperkaya khasanah budaya asli daerah.

Foto Kepala Sekolah, Guru Pendamping, dan Sejumlah Siswa

“Hal ini memiliki makna positif kalau masyarakat Dompu tetap memegang teguh kearifan lokal daerah, buktinya sampai sekarang tetap eksis dengan jati diri kedaerahan dalam keberagaman budaya Indonesia hingga kini sebagai bentuk kebhinekaan tunggal ika,” ungkap Rema didampingi  Komang Yudari. Pertemuan tersebut  disambut langsung Sekda kabupaten Dompu, H. Agus Bukhari, M.Si , Kadis Kebudayaan dan Pariwisata, Drs H. Khaerul Insan, SE. MM,  Kadis Dikpora, H. Ikhtiar, SH. M.Si , Lurah Kandai Satu, Kepala Sekolah, Guru Pendamping serta ratusan siswa berpusat di aula pertemuan kantor Dinas Dikpora Dompu 5/9/2019.

Agus Bukhari memberi apresiasi yang sangat tinggi pada Team Kementerian Dikbud dan Balai Archeologi Bali karena mereka banyak memberi gagasan dan konstribusi positif dan berharga bagi kemajuan budaya daerah Bumi Nggahi Rawi Pahu. Lebih lanjut Sekda  memaknai Archeologi adalah kepurbakalaan, artinya peninggalan masa lampau yang berbentuk fisik yang ditemukan sekarang sebagai situs yang dijadikan pusat edukasi, kebudayaan, seni di Dompu. Arah kebijakan pemerintah pada sektor pariwisata dan kebudayaan termasuk dilamnya kegiatan kearkeologian ini. Di dalam rencana pembangunan menengah daerah harus ditingkatkan dan dikembangkan. Badan Kerja Balai Archeology Nusra selama belasan tahun  terakhir ini telah menemukan peninggalan kepurbakalaan yang dijadikan situs sejarah bagi peradaban masyarakat Dompu. Dulu waktu ibu Ayu (Penemu) yang menemukan situs Wadu Kadera dekat Nangasia Kecamatan Hu’u , Sekda mengaku pernah duduk di Wadu Kadera tersebut waktu pemerintahan Ompu Beko. “Saya pernah Doho jagela hanta edi di kursi tersebut”. Kenang Agus Bukhari saat memberikan sambutan di hadapan kepala sekolah dan ratusan pelajar di Aula Kantor Dikpora setempat. 

Beberapa situs sejarah masa lampau  yang ada di Bumi Nggahi Rawi Pahu ini seperti Situs Dorobata, Nangasia dan lain-lain yang ditemukan oleh Badan Archeologi menjadi bukti sejarah kalau Dompu pernah mengalami  masa keemasan masa lampau di bidang budaya.  Dulu di Dompu ini merupakan satu wilayah Kesultanan tertua  yang ada di Nusantara artinya Dompu dipimpin oleh seorang raja beragama islam. Pusat kesultanan pada waktu itu adanya di Dorobata  Kandai Satu dan disana ada ciri-ciri fisik khusus berupa Asi (Istana Kesultanan) dan Asi tersebut tertimbun tanah mementuk sebuah gunung berkerucut segi empat.

 Setelah di gali oleh team archeolog ternyata dibawah ada susunan batu bata berukuran khusus, batu keramik putih tersusun rapi dan sistimatis berikut  ada bebrapa kamar tidur raja, anak istri dan pembantu (Hawo ro Ela). Hal tersebut wajib diketahui dan dipahami oleh anak-anak sekolah bahwa di Dompu ini pernah mengalami masa kejayaan tempo dulu. Cerita Agus sembari meminta para hadirin mendengarkan. Usai  pembukaan team Archeolog bersama  sejumlah kepala sekolah, guru pendamping dan ratusan pelajar menuju Situs Dorobata dan hari berikutnya dilanjutkan dengan kegiatan “Archeolog goes to school ” yang dikunjungi hanya beberapa sekolah yang salah satunya Sekolah Model SMPN 2 Dompu. (Hambaly)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *