Lestarikan Seni Budaya Lokal Melalui Festival
3 min readDONGGONEWS.com I DOMPU- Festival seni dan budaya melalui Lembaga Sosial Seni Budaya Jompa Ndai 2019, Desa O’o kecamatan Dompu berlangsung meriah. Malam pentas seni tersebut dihadiri langsung oleh Kementerian Sosia RI melalui Kepala Dinas Sosial kabupaten Dompu, Tajudin Hir, S.Sos senin, 26/8/2019. Hadir pada acara tersebut diantaranya Camat Dompu, Abdurrahman, S. Sos, Ketua Yayasan Ponpes Utsman Bin Affan, H. Syamsudin, M.Pd, Kepala Desa O’o, Wawan Wiranto dan sejumlah kepala sekolah serta tokoh masyarakat. Festival yang diprakarsai oleh Jompa Ndai itu bertujuan untuk melestarikan nilai budaya yang hampir punah dari peredaran zaman.
Pentas seni dan budaya yang tergabung dalam Jompa Ndai 2019 mengangkat tema “Inti Dari Semua Seni Yang Indah, Semua Seni Yang Hebat Adalah Syukur “. Malam pentas seni budaya tersebut menampilkan beberapa atraksi seperti tarian tradisional, qasidah rebana, hadrah, drama kolosal, akustik Mbojo, musikalisasi puisi, Guntao ( bela diri tradisional ), pantun Mbojo Dompu. Atraksi yang banyak menarik perhatian serta memukau penonton yaitu hadrah yang dipimpin Hasan Wahid (Karamabura). Festival yang mendapat apresiasi dan bantuan dana dari Kementerian Sosial RI itu memberikan semangat baru bagi generasi muda untuk terus melestarikan, mempertahankan nilai seni dan budaya asli Dana Mbojo Dompu yang dinilai hampir hilang.
Ketua Seni dan Budaya Jompa Ndai, Hermansyah, S.Pd. mengucapkan terima kasih pada pihak terkait atas kepedulian terhadap event tersebut. “ Kami ucapkan terimah kasih pada Dinas Sosial Kabupaten Dompu dan semua kalangan membantu perhelatan ini”. Ungkap Herman saat memberikan sambutan.
Sementara itu kepala Dinas Sosial Kabupaten Dompu, Tajudin, S.Sos dalam sambutannya mengapresiasi acara yang diprakarsai Jompa Ndai yang mampu mengangkat dan mengingat kembali seni budaya zaman dulu. Dia menilai dengan majunya pengetahuan dan teknologi sehingga lupa akan betapa pentingnya nilai akar budaya serta tradisi tempo dulu yang secara tidak langsung memberikan nuansa religi yang amat tinggi. Dia juga merefleksi suasana keakraban zaman dulu dimana kita dihadapkan dengan hajatan sosial kemasyarakatan seperti mbolo weki, pernikahan, baik bernuansa desa, daerah bahkan nasional terlihat kebersamaan yang luar biasa, seperti acara penyambutan tamu penting, tentu tidak terlepas dari peran aktif dari seniman dan budayawan lokal.
Maka dari itu kepala Dinas memberikan penghargaan yang amat tinggi pada generasi muda yang tergabung dalam Jompa Ndai Desa O’o atas kreasi, daya dan ciptanya. Suasana seperti ini, menurut Kepala Dinas, sangat mahal nilainya di tengah-tengah pesatnya teknologi yang serba kompleks seiring kecanggihan teknologi infomasi digital yang menyebabkan terkikisnya nilai seni dan budaya lokal sehingga berpotensi terkontaminasinya kehidupan riil budaya Indonesia khususnya daerah termasuk generasi kita sebagai pewaris bangsa ini dan seperti apa warna keberadaan kita di masa datang bila nilai seni dan budaya tidak dilestarikan. Demikian diung kapkan Tajudin kepada wartawan. Ia menambahkan, tradisi seperti lagu daerah Bima Dompu (Rawa Mbojo ) jarang didaya gunakan oleh masyarakat kita baik di Dompu maupun Bima padahal seni budaya seperti itu sudah berakar sejak zaman nenek moyang kita ada yang tidak kalah atraktifnya dari seni modern. Tetapi di desa O’o masih dihidupkan dan dilestarikan oleh generasi peduli seni dan budaya untuk mempertahankan corak nilai seni budaya daerahnya. Hal seperti ini sulit diperoleh dari daerah lain dan andai kata dari tujuh puluh sekian desa yang ada di Bumi Nggahi Rawi Pahu mengembangkan tradisi seperti insaAllah aman. ( Ama La Beby/ Ris )