27 Juli 2024

DONGGONEWS.com

Kritis & Berkemajuan

Mori Janji Perjuangkan Krisis Air Bersih di Donggo

3 min read

Foto: Reses Wakil Ketua DPRD Provinsi NTB, H Mori Hanafi di Kecamatan Donggo

DONGGONEWS.com | Bima – Wakil Ketua DPRD Provinsi NTB, H Mori Hanafi akan memperjuangkan penyelesaian ketersediaan air bersih di sejumlah desa di Kecamatan Donggo. Ada lima desa yang sangat parah dan sudah lama menderita kekeringan. 

Insya Allah, Tahun 2020 saya upayakan kebutuhan air bersih disini bisa teratasi,” ujarnya saat menggelar Reses DPRD di Desa O’o Kecamatan Donggo, kemarin. 

Reses pertama H. Mori di Kecamatan Donggo dihadiri, Kepala Dinas Perkim Kabupaten Bima, H Taufik ST MT, Kepala BWS wilayah NTB dan perwakilan Dinas PU PR Provinsi NTB. Juga didampingi tiga anggota DPRD Kabupaten Bima yakni, Supriadin, Rafidin dan Dedy. 

Acara tersebut diikuti sejumlah unsur masyarakat dari sejumlah desa. Anggota DPRD Kabupaten Bima, Supriadin yang mempin acara reses tersebut dengan membuka secara resmi. 

“Acara reses ini kita buka bersama,” ucapnya, kemarin. 

Anak Buah Prabowo Subianto itu kemudian memberikan kesempatan pada Kepala Dinas Perkim, H. Taufik ST MT untuk menjelaskan kondisi kebutuhan air bersih di Donggo. Menurut Taufik, krisis air bersih di Donggo sudah cukup parah.  Ia juga menyebutkan ada tiga kecamatan di Kabupaten Bima yang paling parah terdampak krisis air bersih. 

“Di Bima ini ada tiga kecamatan yang membutuhkan perhatian serius. Yakni, Kecamatan Donggo, Palibelo, dan Wera. Jika tiga Kecamatan ini teratasi maka ringanlah tugas Pemda Bima,” katanya. 

Ia menuturkan, sesuai data yang dihimpun jumlah desa yang alami kekeringan di Bima terus bertambah. Namun, sebagian besarnya masih bisa diatasi melalui APBD Kabupaten Bima. 

“Kasus kekeringan di Bima terus bertambah setiap tahun. Tapi sebagian kecamatan masih bisa kita atasi. Untuk tiga kecamatan yang saya sebut tadi yang perlu bantuan dari provinsi maupun pusat,” ujarnya. 

Ia menjelaskan, Pemda Bima sudah berupaya maksimal mengatasi kekeringan di Bima. Contohnya di Donggo hampir semua desa sudah ditangani infrastruktur airnya. 

“Kita sudah tangani semua infrastruktur dan jaringan air yang ada di lingkungan warga. Tapi kendalanya sekarang minimnya sumber mata air yang bisa dimanfaatkan,” tuturnya. 

Ia menyebutkan, lima desa yang alami kekeringan di Donggo perlu sentuhan langsung Provinsi NTB. Yakni, Desa Mpili, O’o, Doridungga, Kala dan Mbawa. Masalahnya kata Taufik, titik sumber mata air dengan pemukiman warga sangat jauh. 

“Kerena itu kita sangat berharap dukungan dari Provinsi NTB,” pintahnya. 

Hal yang sama juga diungkapkan Kepala Desa Mpili, Aksah H Awahab dihadapan Wakil Ketua DPRD Provinsi NTB, H. Mori Hanafi. Ia meminta perhatian serius dari pemerintah yang lebih atas untuk menangani krisis air di Donggo. 

“Krisis air di Donggo sudah sangat lama. Belum juga teratasi,” katanya. 

Ia mengaku, di Donggo memang pernah masuk proyek SPAM. Hanya saja proyek tersebut belum dinikmati warga. 

“Kita akui pemerintah sudah berupaya. Tapi itu belum maksimal, faktanya air belum dinikmati warga,” tuturnya. 

Ia juga menyinggung soal pengawasan hutan lindung yang masih loyo. Sejak peralihan pengawsan hutan ke provinsi banyak hutan yang rusak akibat ulah oknum tertentu.  

“Saya bisa komando masyarakat saya untuk babat hutan seperti desa lain. Tapi kan dampaknya bisa merusak lingkungan. Sekarang saja sudah ada bencana,” katanya. 

Ia berharap, H Mori bisa memperjuangkan agar pengawasan hutan dan lingkungan bisa diperketat. Sehingga upaya perambatan hutan dan lingkungan dapat dihindari. 

“Saya ingin hutan tetap terjaga dengan keberlangsungan kehidupan kita semua,” imbuhnya. 

Sementara itu, H. Mori Hanafi mengatakan, berjanji akan meperjuangan aspirasi masyarakat Donggo. Terutama soal krisis air bersih. 

“Saya akan perjuangkan. Apalagi ini reses pertama kali saya disini. Saya sudah tiga periode dan Alhamdulillah dua kali jadi wakil ketua,” katanya. 

Ia mengaku, persoalan kebuthan air sangat serius. Air adalah sumber kehidupan, tanpa air makhluk hidup mati. 

“Jadi ini yang mendorong saya untuk hadir di Donggo. Air harus ada,” tegasnya. 

Meski demikian, H. Mori meminta masyarakat agar memiliki kesadaran dan kepekaan lingkungan. Kekurangan air bersih tidak jauh dari ulah tangan manusia sendiri. 

“Kita harus sama-sama berpikir, air tidak bisa ada tanpa ada lingkungan dan hutan yang terjaga. Jadi warga jangan lagi babat hutan,” ajaknya. 

Ia berharap, masyarakat mau melakukan reboisasi kembali hutan yang sudah terlanjur rusak. Sehingga ekosistem alam dapat kembali normal dan tidak mengundang bencana. 

“Saya mengajak masyarakat agar biasakan tanam pohon. Jangan hanya hoby nebang,” pungkasnya. (DNC-Sirajudin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *