Srikandi STKIP Taman Siswa Bima, Endang Peraih Penghargaan Bergengsi Kemenristekdikti
Dosen STKIP Taman Siswa Endang, memiliki karya ilmiah menggudang hasil penelitian lima tahun berturut-turut berhasil meraih penghargaan bergengsi Mendikti. Sumber Daya Manusia (SDM) kampus dibawah kendali Dr.Ibnu Khaldun Sudirman, M.Si, sungguh mengagumkan sekaligus memukau seluruh masyarakat akademik seantero nusantara. Betapa tidak STKIP Taman Siswa, berada di ujung Timur pulau Sumbawa, kabupaten Bima, mengukir prestasi spektakuler.
Berikut laporan lengkap DONGGONEWS.com, mengutip utuh tulisan Edho Rusadin, di media online “blogporosntb.com” dalam group WA Forum Ilmuwan Bima Dompu, (20/01).
Mengajar, meneliti dan mengabdi adalah tiga “kamar” yang tidak hanya harus ditempati para dosen. Tapi juga harus ditata. Itulah gambaran sederhana dari sosok Endang, dosen STKIP Taman Siswa Bima dalam pengembangan mutu pendidikan. Srikandi pemilik senyum tipis ini memiliki segudang karya ilmiah. Hingga membawanya meraih hibah penelitian bergengsi dari Kemenristekdikti selama lima tahun beruntun.
Star yang cukup baik bagi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Taman Siswa Bima. Di usia yang masih tergolong muda, “Kampus Merah” tersebut sudah memiliki tenaga pendidik yang cukup memukau. Usia yang baru menginjak 13 tahun ini, kampus kebanggaan warga Kabupaten Bima tersebut sudah mampu mencatatkan namanya di kancah nasional hingga internasional.
Khususnya di bidang penelitian dan pengabdian masyarakat, nama STKIP Tamsis sudah jauh melejit. Hal ini tak lepas dari tangan dingin ketua lembaga yang konsisten mendorong para dosennya untuk menjadi peneliti-peneliti terbaik. Bahkan, belakang kampus tersebut mendapat branded sebagai kampus pencetak para peneliti unggul. Sungguh luar biasa.
Mengawali tahun 2020, STKIP Tamsis terus memperpanjang tren positif dalam bidang riset Nasional. Ini ditandai dengan banyaknya dosen setempat yang sukses meraih hibah Dikti, dengan karya-karya terbaiknya. Bahkan, kualitas riset dan pengabdian yang dibiayai pemerintah itu pun sudah semakin baik.
Salah satunya adalah Endang Susilawati, MPd. Tenaga pengajar yang mulai bergabung di kampus Beradab pada 2015 lalu itu, memang bukan dosen “Kaleng-kaleng”. Track Record ibu satu anak ini, cukup wah. Karena dalam lima tahun terakhir, mampu melegitimasi nama STKIP Taman Siswa Bima di kancah nasional dengan raihan prestasi di bidang riset dan penelitian.
Tentu saja atas prestasi itu memberikan garansi bagi masyarakat terhadap kualitas pendidikan yang ada di kampus setempat. Sekaligus pembuktian jika program iklim pikir yang didengungkan selama beberapa tahun terakhir berjalan dengan baik.
Memulai Penelitian di Internal
Sejak 2016, Endang sudah fokus menggeluti dunia riset khususnya pada meningkatkan keterampilan berpikir kritis yang termasuk dalam HOTS. Dan, mengembangkan penyelidikan berbasis potensi lokal. Potensi lokal itu dikaji dari aspek fisika kemudian dikembangkan dalam kegiatan penyelidikan.
“Hibah pertama kami ikut di internal tahun 2015. Memang saat itu kami ambil hibah internal karena arahnya mau ke nasional. Jadi, kami ambilnya kayak studi pendahuluan untuk hibah nasional. Nah, dari dasar itu, kami ikut lagi hibah Dikti pengajuan 2016 pendanaan 2017-2018,” urai Endang membuka sesi wawancara di ruang LP2M STKIP Tamsis Bima.
Di tahun itu, ibu yang tengah hamil besar ini langsung mengajukan hibah Dikti bidang Penelitian Dosen Pemula (PDP), dan lolos. Tentu saja saat itu, Endang tidak sendiri. Dia berduet dengan rekan se kampusnya, Agustinasari, MPd. Kolaborasi keduanya sukses menyuguhkan artikel-artikel yang memiliki kualitas luar biasa.
Beberapa artikel berkelas itu antara lain, Analisis Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Pendidikan Fisika Tahun Ajaran 2015/2016, hibah internal kampus pada tahun 2016. Implementasi Model Project Based Learning Berbasis Potensi Lokal Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Disposisi Mahasiswa Pendidikan Fisika, Hibah PDP tahun 2017. Kemudian Pemanfaatan Potensi Lokal dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA, hibah PDP yang diraih 2018.
“Kami lolos lagi tahun 2017-2018, tentang keterampilan berpikir kritis. Saat itu saya sama bu Agustinasari. Karena sudah ada baground arahnya ke keterampilan berpikir, akhirnya kami ajukan lagi yang 2019-2020. Jadi, 2 tahun kami didanain oleh Dikti tentang keterampilan berpikir kritis melalui program PDP,” terangnya.
Setelah puas dengan hibah PDT, Endang kembali mencoba peruntungan dengan menaikkan level ke tingkat Penelitian Kerjasama antar Perguruan Tinggi (PKPT) pada tahun 2019-2020. Bukan dosen STKIP Tamsis namanya kalau tidak berhasil. Endang kembali mengulang prestasi di level PKPT dan bermitra dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung.
Rampungkan Tiga Artikel di Seminar Internasional
Setelah tiga artikel yang diajukan untuk meraih hibah PKPT telah dinyatakan lolos, Endang kemudian melakukan seminar internasional. Dua artikel diseminarkan di UNY pada Oktober 2019, kemudian satu artikel sudah diseminarkan di Universitas Brawijaya Malang pada awal Januari 2020 lalu.
“Nanti tulisan kita akan diterbitkan di jurnal terindeks. Kalau sekarang kami dengan mitra sedang menyusun artikel untuk diterbitkan ke jurnal internasional karena 2020 itu dimintanya jurnal. Saat ini dalam tahap menganalisis untuk diterbitkan ke jurnal scopus,” katanya.
Menurut Endang, tulisan di UNY itu mengembangkan RPP untuk model inkuiri. Sementara di Brawijaya berupa modul dan LKPD. Karena nanti arahnya, akan melakukan uji lapangan atau uji skala luas.
“Kami harus punya modal seperti produk LKPD dan soal. Kami susun dan kami publikasikan untuk mendapatkan masukan. April nanti kita uji skala luas di SMA Kabupaten/Kota Bima,” tegas alumni Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta ini.
Dari hasil riset yang dilakukan, terungkap jika sejauh ini dapat disimpulkan, keterampilan berpikir kritis siswa masih belum optimal. Peneliti yang sebentar lagi akan melahirkan anak keduanya ini menyebutkan jika terdapat beberapa indikator yang masih rendah. Sehingga Endang akan mengembangkan media dan bahan ajar yang berbasis potensi lokal. Potensi tersebut akan dikaji dari aspek fisika sehingga keterampilan berpikir kritis siswa bisa meningkat.
“Rencana kami kedepannya akan lebih mengkaji potensi lokal pada aspek fisika,” terangnya.
Sedangkan untuk penelitian tahun berikutnya, Dosen Pendidikan Fisika itu berencana mengembangkan perangkat pembelajaran pada skala yang lebih besar.
“Perangkat pembelajaran rencananya akan diujicobakan pada skala besar di beberapa sekolah dengan memilih sekolah yang memiliki karakteristik berbeda. Baik dari segi wilayah, kemampuan siswa, maupun fasilitas. Tujuannya, untuk memperoleh gambaran yang lebih tentang keterampilan berpikir kritis siswa,” tandasnya.
Disinggung soal geliatnya riset di kampus STKIP Tamsis, Endang menyampaikan apresiasi tinggi. Menurutnya, selain representatif, suasana di STKIP Tamsis sangat mendukung.
“Saya senangnya di Tamsis itu karena lingkungannya mendukung. Diskusi atau apapun selalu terbuka di sini,” katanya.
Endang menambahkan, jika semua dosen setempat terus bergeliat dalam hal penelitian. Disamping adanya program iklim pikir, tapi dorongan kuat dari ketua lembaga untuk menjadi peneliti-peneliti terbaik merupakan salah satu pemicu semangat. Karena orientasi dari semuanya akan kembali kepada pribadi masing-masing.
“Seperti yang pak ketua (Dr Ibnu Khaldun Sudirman MSi) bilang, kalo mau sukses dan kaya, ya harus lah meneliti. Selain itu, di sini kalau mau maju itu kenapa gak harus sama-sama. Untuk maju itu tidak harus menjatuhkan orang lain,” tutupnya dengan senyum lepas. (Copas/DNC-001)