27 Juli 2024

DONGGONEWS.com

Kritis & Berkemajuan

Petambak Teriak, Diatensi Gubernur Bupati Acuh Disesalkan Hazairin

3 min read

Sumber Foto : visionerbima.com

DONGGONEWS.com | Bima – Dua tiga hari lalu sekelompok petani garam menggelar unjuk rasa lantaran harga garam local terus melorot turun. Nasib petani kecil semakin parah dan memprihatikan mereka hanya bisa meratapi nasib.   Tumpukan garam sepanjang jalan Sondosia dan Sanolo, berjejer bak satuan polisi pamong praja berbaris.  Mengapa? Karena belum laku terjual. Petambak tidak dapat penghasilan, sementara kebutuhan dasar hidup mendera. Mengharapkan bantuan pemerintah tidak kunjung datang.

Hal ini mengundang perhatian Gubernur NTB, Dr.Zulkifliensyah. Sebagaimana ditulis Hazairin AR, SH, MH dalam akun facebooknya,”Dialog geburnur dengan petani garam yang dihadiri Wakil Bupati, Dahlan, beserta pejabat terkait di ruangan VIP bandara Sultan Salahudin Bima pada tanggal 21 Agustus 2019, adalah bentuk atensi Gubernur & evaluasi bagi Kepala Daerah Kabupaten Bima dalam merespon tuntutan publik khususnya petani garam sebagai salah satu sumber potensial pembangunan daerah. Bupati Bima hadir dalam dialog itu menjelang akhir Gubernur menyampaikan pikiran dihadapan para peserta.”

Menurut Hazairin, atensi langsung Gubernur terhadap petani garam melalui dialog tatap muka merupakan reaksi kepekaan Gubernur karena Bupati dinilai mandek dalam mengapresiasi tuntutan petani garam melalui kebijakan kongkrit yang berpihak pada tuntutan petani garam. Tuntutan petani garam yang sudah cukup lama bermuara pada dua hal yakni kenaikan harga garam dan menyediaan infra struktur.

Harus diakui, tegasnya, pemerintah daerah Kabupaten Bima absen disoal itu dan saat yang sama api kemarahan petani garam kian mencuat. Pun Gubernur memberi atensi dengan maksud memadam api kemarahan itu. Dalam konteks itu kehadiran Gubernur di tengah-tengah petani garam harus dilihat sebagai sikap positif yang juga menawarkan langkah positif. Lalu di mana posisi Kepala Daerah?”

Penyediaan infra struktur maupun penyediaan industri pengelolaan garam lokal telah menjadi pilihan strategi kebijakan politik Gubernur dengan meminta secara resmi kepada Kepala Daerah Tingkat Dua Bima menyediakan lahan pembangunan industri pengelolaan garam. Permintaan Gubernur sebulan lalu tentang hal itu telah diapresiasi oleh Kepala Daerah TK II Bima.

Manejemen proses sedang bergerak menuju kearah itu. Visi aktual NTB gemilang yang diusung Doktor Zul saat pilkada salah satunya tercermin melalui kebijakan investasi yang memprayaratkan dua hal yakni ramah lingkungan dan bahagia rakyatnya. Semangat dan niatan positif Gubernur NTB untuk memajukan pembangunan harus ditopang oleh kepekaan akal budi Kepala Daerah Kabupaten/Kota.

Mantan aktifis yang kini sudah PNS di lingkungan BNN itu dalam FB juga menyorot, bahwa Bupati/Walikota harus peka dan cerdas menangkap ide serta gagasan pembaharuan gubernur.”Tanpa kepekaan dan kecerdasan Kepala Daerah Kabupaten/Kota menangkap ide dan gagasan pembaharuan Gubernur maka pembangunan NTB hanya berpusat di Pulau Lombok dan saat yang sama memicu ketimpangan yang luas di Kabupaten/Kota khsususnya Kabupaten Bima dan Kota Bima,” katanya.

“Ucapan Gubernur dalam dialog dengan petani garam di ruangan VIP Bandara Sultan Salahudin Bima dengan mengatakan, Pemda Bima harus merubah paradigma adalah pukulan positif bagi orang Bima secara keseluruhan dan mempermalukan Kepala Daerah Kabupaten Bima dalam pendekatan tafsir yang paling kasar,” tandas lagi.

Diakhiri tulisannya Tokoh Muda asal Ngali yang kerap belak-belakan itu menyesalkan sikap acuh Bupati pada gubernur. “Tetapi keanehan justeru terjadi ketika Kepala Daerah Kabupaten Bima memperlihatkan gestur acuh menjelang usai Guburnur bicara. Pun Bupati Bima hadir menjelang acara dialog selesai. Apakah hal seperti itu musti dibiasakan ataukah itu isyarat Bupati Bima musti dibina…..?” Tanyanya. (DNC-04)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *