7 Oktober 2024

DONGGONEWS.com

Kritis & Berkemajuan

SINOPSIS BUKU POLWAN UNTUK NEGERI

Judul buku : POLWAN UNTUK NEGERI
Bunga Rampai Pemikiran dan Pengalaman yang Menginspirasi
Penulis :

  • Brigjen Pol. Dr. Dra. Juansih, S.H., M.Hum.
  • Kombes Pol. Dr. Rinny S.T. Wowor, S. Psi., M.Psi.
  • Kombes Pol. Dr. Rosmita Rustam, S.E., M.E.
  • Kombes Pol. Dr. Sulastiana, SIP, S.H., M.Si.
  • Kombes Pol. Dr. dr. Sumy Hastry Purwanti, DFM, Sp.F.

Penerbit : Rayyana Komunikasindo (www.rayyana.id)

Halaman : XVIII + 488

Cetakan 1 : Juni 2020

ISBN : 978-602-5834-62-2

Sambutan : Jenderal Polisi Drs. Idham Azis, M.Si. (Kepala Kepolisian Negara RI)

Endorsement :

  • Megawati Soekarnoputri (Presiden Republik Indonesia 2001–2004)
  • Puan Maharani (Ketua DPR RI)
  • Sri Mulyani (Menteri Keuangan RI)
  • Retno Marsudi (Menteri Luar Negeri RI)
  • Bintang Puspayoga (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak RI)
  • Yenny Zannuba Wahid (Direktur The Wahid Foundation)
  • Ny. Fitri Idham (Ibu Asuh Polwan RI)
  • Polwan, sesuai dengan motonya, “Esthi Bhakti Warapsari,” adalah putri-putri pilihan.

Namun masih banyak yang melihat polwan sulit berprestasi jika mengandalkan
kemampuannya sendiri. Pandangan itu umumnya dikemukakan oleh mereka yang
menganggap profesi polisi merupakan profesi laki-laki. Oleh karena itu, sebagian kerap melihat polwan dengan bias gender. Mereka menganggap, jika ada polwan yang bisa menerobos dominasi polisi pria, itu mungkin karena “diberi jalan”.

Buku ini menggambarkan bahwa sesungguhnya jiwa “Esthi Bhakti Warapsari” terpateri kuat pada diri polwan, setidaknya pada sejumlah polwan yang memang memiliki prestasi menonjol. Di antara polwan-polwan yang berprestasi itu adalah yang menulis buku ini, Sejumlah pengalaman, pemikiran dan prestasi tidak bisa dilihat sebelah mata. Para penulis
buku yang semuanya bergelar doktor ini adalah bagian dari Polwan yang berusaha keras mewujudkan Esthi Bhakti Warapsari.

Sebagai contoh, Brigadir Jenderal Juansih. Dia adalah salah satu dari tiga polwan
berpangkat jenderal yang masih aktif saat ini. Prestasinya cukup menonjol di bidang tugas yang ditempatinya di mana saat ini jabatannya adalah Analis Kebijakan Utama Bidang Bindiklat Lemdiklat Polri. Ia adalah polwan pertama yang menjadi Kapolres di Jawa Timur yaitu ketika diangkat menjadi Kapolres Kota Surabaya Timur tahun 2005. Yang menarik, ketika pimpinannya menantangnya agar sebagai kapolres ia harus bisa mengatasi gangguan keamanan meski harus ke lapangan pada dini hari, ia tak sekadar menjalankan prosedur tetapi memunculkan beragam inovasi dalam melakukan pendekatan pada masyarakat melalui program community policing. Tak hanya itu, sejumlah programnya pun dijadikan benchmarking untuk diterapkan di wilayah hukum kepolisian lain.

Begitu pun dengan empat polwan penulis lainnya. Mereka tak sekadar polwan. Dari gelar pendidikan yang diperolehnya, mereka adalah polwan-polwan ilmuwan yang tak sekadar memiliki pengetahuan tinggi yang diperolehnya dari perguruan tinggi-perguruan tinggi ternama negeri ini (seperti Universitas Indonesia, Universitas Airlangga), tetapi ahli karena prestasi kerja dan praktik ilmu-ilmunya. Sebagai polisi yang profesional, mereka juga sering tampil di berbagai forum nasional dan internasional, jadi narasumber di televisi
nasional, tak sekadar mewakili polwan Indonesia, tetapi institusi Kepolisian Republik Indonesia. Bahkan Kombes Pol. Dr. dr. Sumy Hastry Purwanti, DFM, Sp.F., dikenal di masyarakat sebagai ahli forensik saat ini, bidang ilmu yang kini makin dikenal di Indonesia.

Yang lain, Kombes Pol. Dr. Sulastiana, SIP, S.H., M.Si., misalnya, pernah bertugas di luar negeri menjadi pembicara di luar negeri bahkan menjadi dosen tamu di perguruan tinggi Eropa. Begitupun juga dengan Kombes Pol. Dr. Rinny S.T. Wowor, M.Psi. dan Kombes Pol. Dr. Rosmita Rustam, S.E., M.E., mereka memiliki pengalaman dan keilmuwan yang mumpuni.

Buku ini tidak membahas soal siapa mereka, dalam arti membahas biografinya. Buku ini menjadi penting karena membahas pemikirannya dalam bidang yang jadi keahliannya. Oleh karena itu bahasannya menjadi menarik, bernas, inspiratif, berisi, ilmiah, aplikatif, dan
penting. Buku ini bisa dibaca tanpa perlu memandang mereka sebagai polwan karena
isinya berlaku untuk semua gender. Memang ada beberapa tulisan membahas isu gender, tetapi dibahas dengan sikap yang logis, tidak mengiba, tapi dengan mengedepankan sikap profesional.

Itulah sebabnya buku ini mendapat endorsement dari 7 (tujuh) tokoh wanita ‘berpengaruh’ di negeri ini. Semangat para endorser sama dengan tema besar buku ini. Apalagi buku ini bertujuan/dipersembahkan, sebagaimana disampaikan di halaman iii “untuk mendorong intelektualitas dan performa kepemimpinan wanita Indonesia, khususnya polisi wanita.”

Buku yang terdiri dari 20 tulisan ini dibagi ke dalam empat bagian utama, yakni Leadership, Kesetaraan Gender, Akademik, dan Praktis (Keahlian). Disusun hampir selama tiga bulan secara bahu membahu dan selesai tepat pada hari Bhayangkara ke-74 pada 1 Juli 2020 dan mendapatkan sambutan dari Kapolri.

Ditulis dengan gaya bahasa mudah dipahami, tidak rumit, tapi berisi, sehingga siapa pun bisa membaca dan mengambil saripatinya untuk diterapkan dalam aneka bidang profesi, kehidupan, atau pengetahuan umum.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *